KM.
Portal Himpas,
- Kebijakan pemerintah yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada (28/3)
menimbulkan aksi protes masyarakat di berbagai daerah salah satunya di Kota
Bima. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI)
Cabang Bima menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM di Perempatan
Sadia, Kota Bima, Senin (6/4).
Mahasiswa menilai kebijakan Jokowi-JK
mencabut subsidi BBM yang seharusnya menjadi hak rakyat tentunya akan berdampak
pada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok yang juga diperparah dengan menurunya
nilai tukar rupiah yang akan memicu inflasi yang juga bermuara pada kenaikan
harga barang yang tentunya akan semakin menyengsarakan rakyat.
Disisi lain pemerintah juga terus
melemahkan daya beli rakyat dengan komitmennya menerapkan politik upah murah
bagi kelas pekerja indonesia yang tentunya akan semakin kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang akan semakin malambung tinggi seperti sembako,
pendidikan dan kesehatan yang akan berbanding lurus dengan peningkatan angka
kemiskinan di Indonesia.
“Bagaimana mungkin bangsa indonesia bisa
berdaulat secara politik, sementara rezim penguasa sampai saat ini masih setia,
tunduk dan patuh menghamba pada kepentingan kaum modal dan mengadopsi mazhab
ekonomi liberal,” kata Irfan koordinator aksi.
Dilanjutkan, kenaikan BBM awal tahun
2015 dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 yang kembali diturunkan menjadi Rp6.900 kemudian
pemerintah kembali menaikan harga BBM jenis premium menjadi Rp7.300 dan solar
menjadi Rp6.900 berdasarkan keputusan Menteri ESDM yang menyatakan bahwa
ketetapan itu berdasrkan pertimbangan dinamika dan perkembangan harga minyak
dunia.
“Dengan diserahkannya penetapan harga
minyak berdasarkan mekanisme pasar, maka pemerintah sebernarnya sedang melepas
tanggungjawabnya untuk mengelola kekayaan migas Indonesia dan memberikan ruang
bagi investor asing untuk beroperasi di Indonesia,” sorotnya.
Aksi yang berlangsung hingga pukul 12:00
Witta ini mendapat pengawalan ketat dari Kepolisian Kota Bima dan berakhir
setelah mahasiswa berulang-ulang menyampaian orasi ilmiah dan pernyataan
sikapnya. (Son/Ipul)