Bentrok Parado, Satu Orang Tewas dan Tiga Rumah Dirusak

Tuesday, 10 March 20150 comments

KM. Portal Himpas, - Peringatan empat tahun tragedi penembakan terhadap aksi penolakan tambang di Kecamatan Parado berakhir dengan aksi pembacokan. Akibatnya satu orang warga Parado Wane meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka bacok.

Korban meninggal diketahuai bernama Ahmad (40) Kaur Pembangunan dan Ekonomi Desa Parado Wane, sedangkan korban luka, Munir (41) merupakan ketua Badan Permusayawaratan Desa (BPD) desa setempat. Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden ini terjadi usai upacara peringatan empat tahun tragedi tambang yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan pemuda di lapangan Desa Parado Kuta, Selasa (24/2).

Usai upacara massa menggelar aksi konvoi keliling dan berorasi, kemudian insiden inipun terjadi karena korban dianggap melarang sejumlah mahasiswa dan pemuda untuk berorasi di desa Parado Wane. Sejumlah pemuda Parado Rato yang tidak menerima larangan itu kemudian mendatangi dan membacok korban. Akibatnya, Ahmad meninggal dunia sebelum dilarikan kerumah sakit, sementara Munir korban  luka bacok  dilarikan ke Puskesmas dan mendapatkan 10 jahitan di lengan kiri.

Kapolres Bima Kabupaten melalui  Kabag Ops Polres Bima Kabupaten,  Ajun Komisaris Polisi (AKP) Muslih, yang ditemui di halaman Mapolsek Parado Rabu (25/2) menjelaskan, warga Parado Wane yang tidak terima atas meninggalnya korban kemudian menyerang ke Parado Rato, Polisi yang tiba dilokasi kejadian kemudian menghalau dan membubarkan warga. “Hingga hari ini kami sudah mengamankan tiga orang pelaku dengan inisial ZN, DY dan SL. Kemungkinan adanya keterlibatan pelaku lain aparat masih melakukan pengembangan dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi,” jelasnya.

Selain melakukan aksi penyerangan, warga Parado Wane juga melakukan aksi pengrusakan terhadap tiga rumah mahasiswa desa setempat. Pengrusakan ini dilakukan karena warga tidak terima mahasiswa desa setempat juga ikut terlibat dalam aksi peringatan tragedi tambang sehingga menyebabkan salah satu warga desa Parado Wane meninggal. “Untuk sementara situasi cukup kondusif, Pihak Kepolisian akan berupaya semaksimal mungkin untuk menghalau agar tidak terjadi penyerangan susulan,” kata Kabag Ops. Dia juga menambahkan bahwa personil yang disiagakan dari Polres Bima sebanyak 160 orang dan 69 orang dari anggota Brimob.

Sementara suasana pemakaman korban meninggal yang dilaksanakan pada pukul 14:20 Wita, Rabu siang dipadati ratusan warga. Saat Jenazah mulai memasuki lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Parado Wane, Isak tangis keluarga korban seakan tak terbendung dan sesekali istri korban terlihat pingsan meratapi nasib yang dialami oleh suaminya.

Munir, salah satu korban luka bacok yang ditemui usai pemakaman mengatakan, saat kejadian korban dan beberapa kaur desa lainnya sedang duduk dirumah Abdul Haris kaur kesra Desa Parado Wane.  Tiba-tiba datang sejumlah pemuda dari Parado Rato dengan membawa senjata tajam berupa parang. “Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba korban dikeroyok oleh ZN dan DY dengan menggunakan senjata tajam dan saat itu korban berusaha membela diri menggunakan balok kayu, namun tak mampu menahan serangan hingga akhirnya kandas terkena sabetan senjata tajam dibagian punggung belakang,” katanya.


Menurut, Munir dirinya juga menjadi salah satu korban pembacokan yang dilakukan SL warga parado rato.  “Lengan kiri saya terkena sabetan senjata SL, namun saat mencoba mengarahkan serangan kedua kearah ke kepala tiba-tiba senja tajam yang dipegang SL lepas dari gagannya, sehingga saya dapat selamat  meski harus mendapat 10 jahitan di lengan,” ucapnya penuh syukur. (Son/Ipul)
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KAMPUNG MEDIA PORTAL HIMPAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger