KM. Portal Himpas, - Meningkatnya minat masyarakat
untuk menjadi Akseptor (pemakai alat kontrasepsi) Keluarga Berencana (KB) dan
bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang seluk beluk program KB menjadi
target dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)
Kecamatan Monta.
Hal
inilah yang diungkapkan Kepala BPPKB Kecamatan Monta, H Suaeb, S.Sos yang
ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (3/2). Terbukti pencapaian KB aktif
di Kecamatan Monta dari tahun ketahun semakin meningkat. Sehingga tak heran atas
keberhasilannya mengajak masyarakat untuk mengikuti program KB Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), BPPKB Kecamatan Monta mendapat piagam
penghargaan dari Bupati Bima tahun 2014 lalu.
Menurutnya,
keberhasilan ini tidak terlepas dari perjuangan dan usaha yang dilakukan oleh
Timnya untuk terus melakukan sosialisasi tentang mafaat program KB di kalangan
masyarakat. Dengan demikian pihaknya mengaku telah membagi jadwal kunjungan
bulanan di setiap desa. Sementara untuk meningkatkan pelayanan dan sosialisasi
pihaknya telah membagi 2-3 orang petugas untuk membina dan memberikan pelayanan
terhadap masyarakat di desa binaannya masing-masing.
“Prinsipnya
setiap petugas adalah penyuluh dan tanpa kita turun langsung ke lapangan maka tidak akan mendapatkan sasaran.
Untuk itu, kami harus menjemput bola dengan mendatangi rumah-rumah penduduk
untuk memberikan sosialisasi” katanya.
Dia
juga mejelaskan yang menjadi rencana besar program KB adalah mengajak
masyarakat untuk mengikuti program KB jangka pendek ke jangka panjang. Seperti dari
KB suntik dan Pil untuk beralih ke MOP/MOP (Medis Operasi Pria/Wanita), IUD
(Intra Uterina Devices) dan Implant (pemasangan lewat lengan) yang memiliki
jangka waktu hingga tiga tahun. Karena Penggunaan KB jangka panjang terbukti mampu
mengurangi resiko kesakitan dan kematian karena hamil, keguguran dan nifas.
“Dengan alat kontrasespsi jangka panjang angka kelahiran bisa diatur
dan jarak kehamilan serta melahirkan bagi wanita bisa lebih panjang, Jika jarak
melahirkan dan kehamilan bisa diatur, maka organ reproduksi ibu akan lebih siap,
maka resiko kematian saat hamil dan melahirkan akan lebih kecil,” jelasnya.
H. Suaeb menambahkan meski di
tahun 2015 belum menerima target dari kabupaten, tetapi pihaknya akan terus
menggenjot pelayanan KB di tengah masyarakat. Karena terbukti dengan mengatur
jarak kelahiran kebutuhan anak lebih terperhatikan dan kesejahteraan keluarga semakin
meningkat dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak hingga Nol. (Son)