KM. Portal Himpas, - Mengamati hal-hal kecil kemudian
dipahami dan dirasakan adalah cara saya untuk menikmati proses hidup. Dimana
saya berpijak disitu ada tanah yang akan menceritakan pengalaman yang
berbeda-beda. Sekalipun itu tanah kelahiran saya, tanah subur, tanah yang
apabila digali tak akan ada habisnya cerita-cerita yang bermunculan, sekalipun
saya sudah menginjakan kaki bertahun-tahun di tanah ini.
Seperti bagaimana keseruan saat kami mengisi liburan di hari minggu kemarin,
pada kesempatan itu saya dan teman-teman diundang oleh salah seorang kerabat untuk
menikmati jagung bakar di sekitar persawahan sebelah timur bendungan Desa Tangga
Kecamatan Monta. Sementara jalan menuju lokasi yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan
membuat kami harus berjalan kaki sejauh 1 km dari pemukiman warga.
Sepenjang perjalanan banyak hal dan peristiwa menarik yang dapat dinikmati seperti
indahnya pemandangan padang sawah yang dapat dilihat sejauh mata memandang dan
perjalanan setapak diatas jembatan bambu yang dibangun oleh warga untuk
menyeberangi sungai dan dari atas
jembatan kita juga dapat melihat anak-anak kampung melompat dan berenang di sungai.
Setelah melewati sepertiga perjalanan kami dapat melihat lokasi yang akan
dituju. “Di sana tempatnya” kata salah seorang teman, sambil menunjuk arah sawah
yang berisi tanaman jagung yang dikelilingi oleh beberapa lahan kosong yang
mungkin telah dipanen oleh pemiliknya. Setiba di lokasi aksi seru-seruan pun
terjadi karena kami bisa langsung memetik jagung muda dari pohonnya tanpa
melalui perantara dan dapat menikmati jagung bakar di tengah sawah.
Di tengah sawah bukan berarti bakar jagungnya di tenga-tengah sawah, tetapi
di sana ada sebuah ‘Salaja’ atau gubuk peristirahatan yang dibuat oleh petani
diantara pematang dan pembatas sawah yang digunakan untuk beristirahat dan
berlindung ketika mereka berada di sawah. Desain salaja yang cukup tinggi dan memiliki
kolong memungkin bagi kami untuk membuat bara api di bawah kolong tersebut.
Aksi seru-seruan pun kembali terjadi karena untuk menikmati jagung bakar
masing-masing orang harus membakarnya sendiri. Jadi harus rebutan deh, untuk
membakar jagungnya. Saking serunya bahkan perihnya asap yang mengepul dan masuk
ke mata hampir tidak kami rasakan.
Sembari menunggu
jagungnya matang kami berdiskusi kecil mengenai prospek petani jangung. Dari
informasi yang didapat penjualan jagung hanya dilakukan oleh petani selagi jagung masih muda
saja dan dujual dengan cara borongan yang dibeli oleh pedagang-pedagang dari Desa
Panda, sedangkan jagung yang sudah tua selain dijual juga akan dugunakan
sebagai bibit untuk musim selanjutnya.
Terkadang hal-hal yang sederhana akan sangat berkesan dan membekas kalau
cara pandang kita jauh lebih sederhana. Saat di tengah sawah kami merasakan
ketenang alam yang begitu damai dan indah membuat kami harus bersyukur kepada Sang
Pencipta yang telah menciptakan alam semesta ini dengan sempurna. Keseruan yang menyenangkan akhirnya harus
diakhiri karena jam tangan saya sudah menunjukan pukul 2 siang. Jadi waktunya untuk
pulang dan mempersiapkan segala sesuatu untuk aktifitas esok hari. [AL]