KM. Portal Himpas, - Taman
Kanak-Kanak (TK) Kartini merupakan Sekolah TK pertama yang berdiri di Kecamatan
Monta, Kabupaten Bima. Namun, sungguh memrihatinkan keberadaan sekolah yang
konon katanya, TK pertama dan tertua di salahsatu kecamatan ini lepas dari
perhatian Pemerintah karena sejak awal berdiri di tahun 1980-an hingga kini belum
memiliki bangunan sendiri.
Karena tidak memiliki lokasi tetap, untuk kegiatan belajar TK ini hanya bisa
berpindah-pindah dengan memanfatkan fasilitas yang tidak terpakai dari beberapa
Sekolah Dasar (SD) yang ada di sekitar Desa Tangga, Kecamatan Monta. Dengan
minimnya fasilatas, bahkan demi untuk memberikan pendikan bagi calon generasi
bangsa tak ayal bekas Water Closed (WC) pun di sulap menjadi Ruang Kegiatan
Belajar (RKB).
Siti Khadijah, Kepala TK Kartini Desa Tangga menjelaskan, TK Kartini
merupakan TK pertama yang berdiri di Kecamatan Monta dan merupakan TK inti yang
selalu mewakili sekolah jenjang taman kanak-kanak dalam setiap momen perlombaan di tingkat
kecamatan maupun kabupaten. Sekolah yang sudah ada sejak tanggal 20 Agustus
tahun 1980-an ini telah banyak memberikan kontribusi dalam mencetak generasi
bangsa. Namun, sangat disayangkan, di usianya yang hampir 35 tahun sekolah ini
belum memiliki bangunan sendiri.
Sementara untuk kegiatan belajar katanya, “kami hanya dapat memanfaatkan
fasilitas yang tidak terpakai di beberapa sekolah dasar yang ada di Desa Tangga,
apabila sekolah tersebut membutuhkan
fasilitas yang di pinjam, maka kami akan berpindah lokasi,” terangnya.
Khadijah mengungkapkan, ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar beberapa
tahun terakhir merupakan bekas WC yang ada
disekitar lokasi SDN Tangga II. “Ruagan ini merupakan bekas WC yang telah kami
rombak sehingga dapat digunakan untuk kegiatan belajar,” ungkapnya saat ditemui di sekolah
setempat, Rabu (24/09).
Meski demikian, keadaanya masih sangat memrihatinkan,
karena beberapa kayu atap sudah mulai terlihat lapuk dan kropos bahhkan beberapa
tiang penyangah sudah terlihat ada yang patah, maka di khawatirkan sebaktu-waktu
bisa saja rubuh menimpa guru dan siswa yang sedang menjalankan kegiata belajar.
“Dalam kondisi ini, kami sangat berharap
agar Pemerintah Daerah maupun Pemerintah
Pusat dapat memperhatikan sekolah kami, dengan memberikan bantuan pembangunan
gedung baru, sehingga dalam kegiatan proses belajar siswa dan guru tidak perlu merasa khawatir lagi,”
harapnya. [AL]