KM.
Portal Himpas, - Sejumlah
guru yang tergabung dalam Serikat Guru Indonesia (SGI) menggelar kegiatan
Konfrensi Pers dan Deklarasi serta Milad Pertama SGI Kabupaten Bima di rumah
perjuangan Jalan Lintas Sumbawa Desa Talabiu, Kecamatan Woha, pada Selasa siang
(16/09). Kegiatan yang bertema “Menuju organisasi profesi guru yang berkualitas
dan independen” dihadiri oleh guru PNS maupun non PNS yang tersebar di sembilan
kecamatan se-Kabupaten Bima.
Fahmi Hatib, S.Pd Ketua SGI Cabang Bima menjelaskan, kehadiran organisasi SGI
merupakan wadah baru yang akan menaungi dan memperjuangkan hak-hak guru
sehingga kehadiran organisasi ini akan memberikan warna baru bagi dunia
pendidikan. SGI Kabupaten Bima merupakan organisasi lokal yang terbentuk sejak
tanggal 16 September 2013 dan merupakan anggota Federasi Serikat Guru Indonesia
yang berpusat di Jakarta dan telah terdaftar sejak tanggal 24 November 2013.
Sebuah organisasi tentu harus memiliki badan hukum, anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga (AD/ART). Sebagai
kado satu tahun keberadaan SGI pada Milad pertama adalah dengan dikeluarkanya
akta notaris yang telah kami terima kemarin dengan nomor 56 tertanggal 15
september 2013. “Dengan demikian keberadaan SGI Kabupaten Bima telah memiliki
legalitas formal,” terangnya.
Meskipun di tahun awal berdirinya SGI memiliki berbagai hambatan, namun
hambata-hambat itu tidak menjadi beban bagi kami, bahkan kami tetap bersemangat
untuk membangun organisasi ini menjadi organisasi yg lebih besar, lebih maju, lebih
kritis dan lebih Independen dibanding organisasi yang ada sebelumnya. Saat ini kepengurusan
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) telah tersebar di 25 Propinsi secara Nasional.
Propinsi NTB baru ada dua SGI, Kabupaten Bima dan Kota Mataram. Sedangkan SGI Kabupaten
Bima telah memiliki 150 anggota yang tersebar di sembilan kecamatan.
Sementara untuk perekrutan anggota baru, kami akan melakukan pendaftaran
secara terbuka melalui sekolah-sekolah dan melalui media. “Saat ini pendaftaran
online sudah kami buka melalui group SGI Kabupaten Bima,” katanya.
Fahmi menegaskan disisi lain keberadan SGI merupakan bentuk kegerahan mereka
atas organisasi tua yang ada saat ini “PGRI”. “Kehadiran SGI bukan sebagai
lawan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), tetapi SGI hadir
sebagai bentuk keprihatinan guru terhadap pendidikan yang masih merosot saat
ini,” tegasnya.
Kita tidak hanya sekedar berorganisasi lanjutnya, tetapi kita harus
memberikan wujud nyata bagaimana pendidikan agar bisa lebih maju dan lebih berkualitas.
Terutama yang akan kita kedepankan adalah bagaimana memperjuangkan nasib teman-teman guru, agar tidak ada lagi guru yang akan terjolimi. “Ini yang akan
menjadi tugas utama dan tekad kami di SGI Kabupaten Bima,” jelas mantan aktifis
HMI ini.
Selain itu, Ketua Dewan Pertimbangan SGI Kabupaten Bima, Juwaidin, M.Pd, mengatakan,
kemunculan SGI bukan semata-mata karena rasa ketidak puasan, tetapi lebih pada
keinginan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. “Kualitas dan mutu
pendidikan menjadi Isu sentral bagi kami,” jelasnya.
Sedangkan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu ada sebuah balai
pelatihan bagi guru. Karena selama ini Kabupaten Bima belum memiliki balai
pelatihan, sehingga guru sedikit-sedikit harus ke Lombok. “Jika balai pelatihan
mampu dibangun oleh pemerintah daerah, maka mafaatnya akan sangat luar biasa,”
katanya.
Juwaidin menegaskan, SGI adalah sebuah organisasi
independen yang tidak terikat oleh partai politik dan bukanlah sebuah
organisasi yang ada pada tahap ada momentum, Maka untuk menepis semua itu, “SGI
harus membuat geraka-gerakan yang fokus dan akademik seperti seminar dan
kegiatan lainnya, ” tegasnya. [AL]