KM. Portal Himpas, - Sekolompok Mahasiswa yang tergabung dalam Laskar
Pemuda Peduli Rakyat (LP2R) mendatangi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Kecamatan Monta guna mempertanyakan transparansi pendaatan calon penerima Jamkesmas karena
dinilai ada kejanggalan yang dilakukan oleh petugas pendataan.
Sebelum melakukan Audiensi dengan
pihak Puskesmas, LP2R sempat melakukan orasi di depan Puskesmas Monta pada Senin pagi (3/2/14), dibawah pengawalan pihak Kepolisian Sektor Monta dan Satuan
Polisi Pamongpraja Kecamatan Monta.
Supriadin, koordinator aksi menjelaskan
“Kehadiran LP2R pada hari ini guna mempertanyakan pendataan jamkesmas yang
dilakukan oleh petugas yang dinilai banyak kenjanggalan karena masyarakat yang memang
berhak untuk mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah tidak masuk dalam
daftar penerima jamkesmas, sementara sebaliknya masyarakat yang di anggap mampu
malah masuk dalam data penerima jamkesmas,” jelasnya.
Untuk itu, Supriadin dan
kawan-kawan menginginkan “sebelum petugas melakukan pendataan seharusnya ada
bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh petugas sehingga ada tanggapan dan
masukan dari masyarakat tentang nama-nama yang layak atau tidak untuk mendapatkan
jaminan kesehatan dari pemerintah,” katanya.
Namun, berdasarkan informasi
dan data yang kami himpun kata dia, masih banyak masyarakat yang seharusnya
mendapatkan jamkesmas tidak masuk dalam data petugas. Selain itu kata dia, “data
yang dipakai sekarang, sebagian besar adalah data lama karena orang-orang yang
telah meninggal atau telah pindah domisili masih tertera namanya dalam data tersebut,”
jelasnya.
Dengan adanya persoalan ini, Kepala
Puskesmas Monta beserta jajarannya bersedian menerima kehadiran LP2R dengan
melakukan diaolog dan tanya jawab seputar polemik yang terjadi yang gelar di
aula rapat puskesmas monta pada Senin pagi.
Menaggapi persoalan ini, dr.
Hj Wahyuni, Kepala Puskesmas Monta, menjelaskan “kalau memang peserta penerima
jamkesmas itu sudah meninggal dunia atau pindah keluar daerah biasanya kartu
penerima akan dikembalikan ke dinas kesehatan melalui puskesmas yang nanti akan
diganti dengan kartu yang baru sesuai dengan jumlah yang di kembalikan oleh
masing-masing desa,” jelasnya.
Berbica masalah pendataan yang
disampaikan, “jujur saya tidak tau” kata, wahyuni. Namun dia berharap ketika teman-teman mendapatkan
pendataan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu tolong tanyakan darimana, siapa
namanya dan atas perintah siapa, ada surat jalan atau tidak kemudian konfirmasi
dengan kami bila itu berhubungan dengan kesehatan, siapa tahu ada orang yang
melakukan pendataan dengan urusan yang berbeda,” katanya.
Setelah melakukan dialog dan silang pendapat selama kurang lebih satu jam akhirnya kedua belah pihak dapat menyelesaikan polemik yang
terjadi dan membuat kesepakatan bersama untuk terus menjalin kemitraan guna membangun
kecamatan monta kearah yang lebih baik terutama peningkatan dan pelayanan kesehetan
bagi masyarakat. [AL]