KM. Portal Himpas, - Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bima merupakan sekolah menengah kejuruan
negeri pertama yang dibangun di Kecamatan Monta, Sekolah yang berdiri sejak
tahun 2007 ini, terus berbenah dan berkiprah untuk memajukan dunia pendidikan
di Kabupaten Bima.
Kepala Sekolah SMKN 8 Bima, Tarmizi Esha, S.Pd mengatakan, kekurangan
Ruangan Kegiatan Belajar (RKB) di sekolahnya, kini sebagian mulai terpenuhi
menyusul didapatkannya bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp159 juta
untuk pembangunan 1 lokal RKB. “Dari dana bantuan yang didapat selain digunakan
untuk pembangunan fisik juga digunakan untuk pengadaan mebeler,” katanya, saat ditemui di
sekolah setempat, Selasa (30/9).
Sesuai dengan Petunjuk Tekhnis (Juknis) pembangunan 1 lokal RKB akan
dilaksanakan selama 120 hari kerja karena pembangunan dilakukan dengan cara
swakelola, panitia sudah mulai melakukan kegiatan sejak dana masuk ke rekening
sekolah pada tanggal 5 September 2014 lalu. Dengan tenggang waktu yang
diberikan, Tarmizi yakin pihak sekolah mampu menyelesaikan pembangun 1 lokal
RKB sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Dikatakannya, meski dengan penambahan 1 lokal RKB, namun dengan
jumlah siswa yang mencapai 229 orang dan 9 Rombongan Belajar (Rombel) dirasakan
belum efektif untuk memaksimalkan kegiatan belajar mengajar, karena RKB yang di
miliki saat ini hanya tersedia 4 lokal dan ditambah 1 lokal ruangan baru, berarti
hanya tersedia 5 ruang belajar. Jika dilihat dari jumlah robongan belajar
berarti masih kekurangn 4 ruang belajar. Untuk mengatasi hal ini, pihak sekolah
mengaku terpaksa harus melakukan sistim pembelajaran Doble Shift pagi dan sore.
Sekolah yang terus berkiprah sejak tahun 2007 ini, telah memiliki tiga
jurusan keterampilan yaitu Tehnik Komputer Jaringan (TKJ), Tehnik Sepeda
Motor (TSM) dan Agri Bisnis Ternak
Unggas. Mengingat jumlah siswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,
sekolah ini terus berbenah untuk meningkatkan kuliatas pendidikannya. Namun
sebagai sekolah kejuaruan yang memiliki banyak kegiatan praktek, masih terkendala
dengan minimnya fasilatas yang dimiliki seperti bengkel dan laboraturiam.
Menurut Tarmizi, Idealnya
sekolah SMK yang dipimpinnya seharusnya memiliki 12 RKB, 1 Bengkel Praktek dan 2
Laboraturium (Lab) yaitu Lab Komputer dan Lab Peternakan. “Sementara, Lab Komputer
dan Bengkel Praktek siswa masih menggunakan sebagian ruangan guru, sedangkan
Lab peternakan di bangun dengan cara mandiri menggunakan dana yang bersumber
dari iuran komite dan sumbangan orang tua murid,” katanya.
Dengan minimnya fasilatas yang dimiliki Ia berharap, agar
Pemerintah Pusat maupun Daerah dapat memberikan bantuan dana pembanguna sarana
dan prasarana yang belum dimiliki sekolahnya. Ia mengaku selalu mengajukan
proposal secara berkala melalui Pemerintah Pusat. “Pengajuan proposal tetap kami lakukan, bahkan dikirim setiap 6 bulan sekali. Namun hingga hari ini belum
ada yang ter-realisasi” ungkapnya. [AL]