KM. Portal Himpas, -
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Monta,
Kabupaten Bima, gencar melakukan penyuluhan pola tanam sistim Jajar Legowo kepada
sejumlah petani di Kecamatan Monta, karena dari hasil penelitian pola ini dianggap mampu
meningkatkan produksi petani.
Kepala BP3K
Kecamatan Monta, Sudirman, A.Md menjelaskan, Jajar legowo merupakan penataan
tanaman padi dengan cara mengatur jarak tanam sedemikian rupa sehingga
populasai optimal dan jumlah tanaman yang mendapatkan efek pinggir lebih banyak
dibanding jarak tanam biasa. “Inti dari sistim tanam ini adalah memeperbanyak
tanaman pinggir dengan harapan pertumbuhannya lebih bagus dan hasilnya akan
lebih tinggi,” jelasnya di Kantor setempat.
Selain itu, dari hasil penelitian membuktikan,
salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
jarak tanam. Jarak tanam yang rapat mengakibatkan persaingan antar
individu tanaman. Persaingan terjadi karena sinar matahari yang diterima
sedikit. Sistem tanam jajar legowo merupakan inovasi pola bertanam
dengan berselang seling antara dua atau lebih baris tanaman
padi dan diselingi satu baris yang kosong.
Seperti kita ketahui katanya, tanaman
padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas
gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan
sinar matahari yang lebih banyak. “Ini artinya, jika rumpun-rumpun yang
ada di pinggir semakin banyak maka hasilnya juga akan lebih banyak,” terangnya.
Sedangkan untuk meningkatkan
hasil produksi petani menjelang Musim Kemarau Dua (MK2), BP3K Kecamatan Monta gencar melakukan penyuluhan
dan penerapan cara menanam sistim jajar legowo kepada petani. Terbukti beberapa
bulan terakhir para penyuluh pertanian mendatangi
lokasi persawahan warga yang telah siap tanam untuk memberikan penyuluhan dan
mempraktekan cara tanam sistim jajar legowo bersama pemilik lahan. “Kami akan
memberikan contoh, setelah mereka paham bahka mereka yang meminta untuk
melanjutkan sendiri,” tuturnya.
Selain itu, beberapa kendala
yang dihadapi selama ini adalah adanya penilaian masyarakat bahwa cara tanam sistim
jajar legowo dianggap ribet dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan alasan tersebut
kami siap turun lapangan untuk membantu petani karena memang jajar legowo
merupan penyuluhan sekaligus penerapan. “Sehingga tidak ada lagi alasan petani
untuk tidak menerapkan sistim jajar legowo karena yang kita anjurkan adalah demi untuk meningkatkan hasil produksi petani,” katanya.
Pria kelahiran Desa Sakuru ini mengaku, sudah hampir 30 persen petani di wilayah Kecamatan Monta yang telah menerapkan pola tanam sistim jajar legowo terutama di Monta bagian Utara seperti di Desa Sie, Tangga, Sakuru dan Pela “Untuk beberapa desa kita akan sesuaikan dengan jadwal tanam, karena masing-masing desa memiliki jadwal dan pola tanam yang berbeda,” katanya, Sabtu (27/9). [AL]
Pria kelahiran Desa Sakuru ini mengaku, sudah hampir 30 persen petani di wilayah Kecamatan Monta yang telah menerapkan pola tanam sistim jajar legowo terutama di Monta bagian Utara seperti di Desa Sie, Tangga, Sakuru dan Pela “Untuk beberapa desa kita akan sesuaikan dengan jadwal tanam, karena masing-masing desa memiliki jadwal dan pola tanam yang berbeda,” katanya, Sabtu (27/9). [AL]